Jumat, 14 Mei 2010

Tata Surya

  "Dan (ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat 11 bintang, matahari, bulan semua bersujud kepadaku".

(Q.S. Yusuf : 4)

Sesaat, ayat diatas hanya menjelaskan kepada kita untuk menggambarkan bahwa betapa sangat tampannya nabi Yusuf sampai-sampai ada 11 bintang, matahari, bulan bersujud kepadanya. Kita ketahui bahwa beliau memang Mahluk Tertampan yang pernah ada di alam ini. Tetapi sesungguhnya ayat diatas tidak hanya untuk menjelaskan betapa kuasaNya Dia menciptakan mahluk rupawan, tapi ayat diatas juga mengabarkan kepada kita akan sebuah ilmu pengetahuan yang selama ini kita hanya menduga-duga saja, yaitu tentang tata surya.


Ayat di atas menjelaskan ada 11 bintang, matahari, bulan. Itu mengartikan bahwasanya terdapat susunan keluarga besar diluar Bumi kita ini, yaitu tatasurya yang beranggotakan 11 planet, matahari sebagai pelita, serta bulan sebagai petunjuk. Mungkin ada baiknya kita uraikan saja ke-11 planet tersebut sebagai berikut:

1. Merkurius
2. Venus
==>Tentang planet yang mengorbit "dibawah" bumi ini, kita dapat lihat dalilnya dari surat 20/6.

3. Bumi
==>Planet kita sendiri.

4. Mars
5. Planetoid
==>Planet diantara Mars dan Jupiter ini dahulunya sebuah planet besar seukuran bumi juga. Dan telah hancur menjadi kurang lebih 30.000 planetoids yang kita ketahui saat ini. Tentang kehancuran planet ini dinyatakan oleh surat 42/5 yang menjelaskan kehancuran planet itu oleh komet dan hampir mengenai Bumi.
6. Jupiter
7. Saturnus
8. Uranus
9. Neptunus
10. Pluto (planet sesudah Neptunus)
11. Muntaha (Sidratul Muntaha)
==>Planet Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, dan Muntaha ini, adalah 7 PLANET DI ATAS BUMI yang sangat sering di nyatakan oleh Alquran. Antaranya surat 2/29, 23/17, 65/12, 71/15, 78/12.

Selama ini kita hanya mengetahui bahwa Muntaha (Sidratul Muntaha) adalah tempat tujuan Miraj Nabi Muhammad yang konon katanya terletak diatas langit ke 7. Namun yang sebenarnya itu bukanlah di atas langit ke 7, melainkan DI ATAS PLANET KE 7. (setelah Pluto). Kata SAMA' atau SAMAWAT memang secara harfiah artinya "langit". Tapi tidak tepat jika kata SAMA'/ SAMAWAT senantiasa harus diartikan "langit".

Dalam ayat-ayat tertentu, kata SAMA'/ SAMAWAT bisa mengandung maksud lainnya, yaitu planet, ruang angkasa, atmosfer, dan benda-benda langit lainnya.

Pengertiannya adalah :
Bahwa ke semuanya 
SAMA-SAMA TERLIHAT DI ATAS.  
Sama seperti LANGIT yang ada di atas.

Dan mengenai Muntaha kenapa dapat dikatakan sebagai planet terakhir, kita lihat bahwa kata "Muntaha" ternyata memang memiliki arti "tempat kesudahan". Bisa disimpulkan, ternyata Muntaha itu merupakan nama sebuah planet terakhir, tempat batas kesudahan. Sesuai dengan artinya.

Tapi bukankah para ilmuwan telah melakukan penelitian bahwa Neptunus adalah planet terakhir dan Pluto pun juga ternyata bukan planet? 

Ya itu memang benar, JIKA untuk detik ini. Kita harus sadar orang-orang dulu pun juga dengan hasil penelitian saat itu mengatakan bahwa planet-planet itu hanya meliputi :

Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus. 

Sampai Uranus saja.

Tapi apa??? ternyata kesimpulan diatas keliru besar karena fakta berbicara lain : Seiring kemajuan zaman, pada tanggal 23 September 1846. Ditemukan 1 planet lagi setelah Uranus. Yaitu planet Neptunus yang kita kenal bersama saat ini. Penemu nya bernama Johann G Galle.

Maka, begitu pun dengan nanti (7 planet di atas Bumi kita). Mengenai pluto yang ternyata bukan planet, itu tidak usah di ambil pusing. Intinya planet terakhirnya adalah Muntaha. Terserah orang nanti menamakan apa planet di antara Neptunus dan Muntaha itu. Sehingga benarlah bahwa kemajuan kita memang tidak bisa di lalui sekaligus.

Surat 84/19:  
"Sesungguhnya kamu akan menjalani setingkat demi setingkat"

Kemudian, mengenai sisa ke 10 planet yang permanen tersebut (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, Muntaha) itu pun dijelaskan dalam surat 89/1-2 yang berbunyi:

"Demi pagi dan malam yang sepuluh"

"Demi pagi dan malam..."

Petunjuk ini jelas mencirikan ke sebuah benda bernama PLANET, karena permukaan planet memiliki 2 sisi yakni Terang dan Gelap. Pagi dan Malam.

"...yang sepuluh..."

Ini mengartikan jumlah PAGI dan MALAM (planet tersebut) adalah 10 planet. Yaitu 10 planet yang tersisa dalam tatasurya kita.

Lalu, mengapa Alquran menyebut "11 PLANET" itu dengan sebutan "11 BINTANG" ? Apa maksud istilah tersebut? 

Di sinilah hebatnya Alquran, itu tidak lain hanya menjelaskan bahwa walaupun planet-planet tidak memiliki sinar seperti layaknya bintang, akan tetapi ia adakalanya terlihat seperti bintang, karena mendapat terang dari matahari. Dan ilmu pengetahuan tersebut terbukti di zaman kita, di mana para ilmuwan ternyata juga menyebut planet Venus dengan istilah BINTANG juga, yaitu BINTANG kejora. Jadi hanya istilah/sifat saja.

Surat 67/3:  
" Dialah Allah yang telah menciptakan tujuh planet berlapis-lapis (bersusun). Kamu tidaklah akan melihat satu pun juga ciptaan Allah Yang Maha Pemurah yang hasilnya percuma. Maka lihatlah berulang-ulang!! Apakah kamu lihat sesuatu yang janggal?!"

Lihat 1 bukti lagi dari ayat diatas. Kita semua disuruh melihat. Lihatlah berulang-ulang!!! Apabila di tanya, bisa kah mata kita melihat 7 langit??? Pasti TIDAK. Mungkin kalau hanya 1 langit kita bisa lihat. Ya tinggal menengadah saja ke atas. Tapi disini tertulis ada 7. Dan jelas itu artinya memang yang di maksud adalah 7 planet. Planet itu nyata. Konkrit. Bisa dilihat. 

Hanya saja kembali lagi (mengenai 7 planet diatas Bumi itu) memang baru akan terbukti seiring kemajuan ilmu pengetahuan. Tidak salah pula jika Allah menyuruh kita untuk "...lihatlah berulang-ulang!!!..." ini tidak lain adalah suruhan kepada kita untuk terus belajar dan belajar berulang-ulang. Hingga akhirnya kita akan dapat membuktikan kebenaran itu sendiri.

Maha Benar Allah dengan segala firmanNya.

"Seandainya Kami bukakan pintu langit (memudahkan penerbangan)"

"Lantas mereka menaikinya (dengan pesawat angkasa)"

"Niscaya mereka berkata, "mata kami telah di sulap dan selama ini telah disihir (oleh ajaran-ajaran palsu)."

 (Q.S. AL HIJR : 14-15)

******MUNTAHA******

Benarkah Muntaha adalah sebuah planet? Benarkah ia planet ke7 di atas planet Bumi kita ini? Lalu apa bukti bahwa Muntaha adalah planet yang di kunjungi Muhammad dalam Mirajnya?

Jawabnya sederhana saja, kita buka surat 15/87:

"Dan sesungguhnya Kami telah datangkan kepadamu (hai Muhammad) tujuh yang berulang-ulang dan Alquran yang agung."

Banyak ulama terdahulu menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan "tujuh yang berulang-ulang" adalah 7 ayat pada surat Al fatihah. Karena alasannya setiap hari dalam sholat kita selalu membaca ayat tersebut.

Perlu dicatat, ayat diatas ada terdapat bunyi : "......dan Alquran yang agung". Kita semua tahu bahwasanya Al fatihah adalah bagian dari kitab Alquran itu sendiri. Jadi tidak tepat jika dikatakan "tujuh yang berulang-ulang" adalah 7 ayat surat Al fatihah.

Analisa logis dan sederhana bahwa "tujuh yang berulang-ulang" itu adalah planet, kita lihat saja bentuk dan susunan planet-planet tersebut, seperti Bumi yang berulang-ulang 'bukan???

Kemudian, jika kita melihat ayat yang bercerita soal Miraj itu sendiri kita dapat pesannya dari surat 17/1:

"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan 
hambaNya pada suatu malam dari  
Masjidil Haram (Bumi) ke Masjidil Aqsha (Muntaha) 
yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Sebagai perbandingan mengenai berita kebenaran ini, lihatlah mengapa Adam di sebut "turun" dari Surga, sebab beliau memang diturunkan keberadaannya dari planet terujung (Muntaha) ke planet Bumi yang posisinya mendekati matahari. Dan mengapa Muhammad di sebut Miraj (naik), karena beliau memang naik dari Bumi ke Muntaha yang posisinya menjauhi matahari.


Kenapa dapat dikatakan bahwa Masjidil Aqsa itu berada di Muntaha? Bukankah Masjidil Aqsa itu berada di Yerusalem? 

Memang di sana terdapat juga masjid yang bernama Masjidil Aqsa peninggalan Nabi Sulaiman. Tapi apa yang di tuju Alquran itu bukanlah masjid tersebut. Melainkan masjid yang berada di Muntaha. Disini lah letak permasalahan vitalnya. Kita harus sadar bahwa kata "Masjidil Aqsa" itu memiliki arti harfiah yaitu "masjid terjauh". Jika dikatakan Masjidil Aqsa terletak di Yerussalem, maka hal ini bertentangan kenyataan, karena dengan kemajuan teknologi kita sekarang saat ini, masjid tersebut sudah bisa ditempuh oleh kita hanya dalam beberapa jam saja atau bisa dikatakan "dekat".

Dan satu-satunya petunjuk yang tepat mengenai ini adalah keberadaan Muntaha yang merupakan sebuah planet ke 7 di atas Bumi kita, atau planet ke 10 yang terakhir dari matahari. Tidak ada lagi planet setelah planet Muntaha di tatasurya kita ini.

Tidak ada lagi planet yang melampaui. Di sanalah masjid terjauh.

Surat 53/10-17:
"Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan."

"Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya."

"Maka apakah mereka hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?"

"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu pada waktu yang lain"

"(yaitu) di Sidratul Muntaha."

"Di dekatnya ada surga tempat tinggal."
 
"tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya"

Terbukti, ternyata Muhammad bukan hanya figur keagamaan saja, tetapi beliau juga figur keilmuan. Dan terdapat kesimpulan juga, apa yang terjadi pada Miraj beliau itu secara tidak langsung menegur kita, jika kelak kita dapat menempuh ke sana dengan kemajuan teknologi, kita tidak boleh sombong. KARENA HAL TERSEBUT TELAH DULU TERLAKSANA PADA DIRI MUHAMMAD DALAM MIRAJNYA.

******SURGA ADAM******

Alquran mengatakan di Muntaha ada Masjid? Berarti disana ada kehidupan juga kah? Kemudian apa maksud surat 57/15 yang menyatakan disana ada surga tempat tinggal?

Ya. Di sana ada masjid (dalam artian "tempat ibadah")..
Ya. Di sana ada Surga (dalam artian "kebun")..
Ya. Di sana ada kehidupan..
Ya. Di sana lah surga pertamanya Adam, planet pertama nya Adam..

Ingat, Adam memang mahluk BERAKAL pertama di Bumi, tapi BUKAN MAHLUK BERAKAL YANG PERTAMA DI TATA SURYA. Perhatikan firman Allah berikut ini.

Surat 42/29:

"Dan diantara tanda-tanda Adanya Allah ialah penciptaan planet-planet dan Bumi 
BESERTA MAHLUK MELATA  
yang Dia sebarkan pada keduanya. 
Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan seluruhnya jika Dia menghendaki."

Ayat suci di atas sangat jelas menegaskan bahwasanya Allah juga menciptakan adanya mahluk hidup di luar Bumi. Sebagian besar ulama menafsirkan bahwa yang di maksud "mahluk melata" tersebut adalah malaikat. Kita tahu Allah memang menciptakan adanya malaikat, tapi ayat di atas tidak tepat jika itu di maksudkan adalah malaikat, karena ayat diatas sangat jelas menyebutnya dengan istilah "mahluk melata". Dan mahluk melata di maksud sudah pasti manusia dan hewan.

Kemudian kita harus pula melihat ayat berikut ini. 2/30:

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: " Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi ". Mereka berkata:" Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? "Tuhan berfirman:" Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui ".

Kita selama ini terpusat dengan ayat diatas yang menyatakan Adam jadi Khalifah di Bumi, padahal ayat tersebut tidak menerangkan bahwa Adam manusia/mahluk berakal pertama di tata surya. Dalam ayat itu Allah berfirman "menjadikan" bukan "menciptakan". Jika ayat tersebut dijadikan dasar untuk menganggap bahwa Adam adalah manusia/mahluk berakal pertama maka anggapan tersebut itu akan bertentangan dengan surat 38/26 yang menyatakan bahwasanya nabi Daud pun juga di jadikan sebagai Khalifah di Bumi ini.

Surat 38/26:

"Wahai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan."

Dan lagi, kita harus sadar pula bahwa masih dari ayat 2/30 itu juga terdapat petunjuk lainnya yaitu pada bagian:

"....Mereka (para Malaikat) berkata:" Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau.... "

Ini mengartikan bahwa keberadaan Mahluk berakal sebelum Adam ternyata telah ada juga. Di mana keadaannya hanyalah merusak dan bertumpahan darah saja (perang/pembunuhan/pembantaian). Hal itu disaksikan oleh para Malaikat.

Mungkin kita jadi semakin bertanya :

Berarti jika demikian siapa Mahluk Berakal pertama di tata surya? Dan Bagaimana pula sejarah kejadian Adam yang sebenarnya?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, ada baiknya kita cantumkan kalimat suci sebagai berikut.

Surat 4/1:

"WAHAI SEKALIAN MANUSIA (mahluk berakal) bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya. dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."

Ayat diatas ditujukan kepada seluruh -sekalian manusia- baik itu manusia keturunan Adam di Bumi maupun manusia (mahluk berakal) di luar bumi yang sampai saat ini masih ada semenjak Adam di Muntaha. Ditujukan untuk menyuruh kita agar bertakwa kepada Tuhan yang menciptakan kita (sekalian manusia) yang berasal dari satu diri. Dan 1 diri yang di maksud tidak disebutkan siapa namanya oleh Alquran. PADA INTINYA kita memang berawal dari 1 diri, tapi 1 diri disini adalah 1 diri yang bermula dari planet Muntaha. Planet Terujung.

Kemudian, bunyi  "...dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak..." itu mengartikan sesudahnya Allah menciptakan 1 diri tersebut (Mahluk Berakal Pertama di tata surya), maka Allah menciptakan pula istri untuknya sehingga dari dua pasang itulah Allah kemudian memperbanyak manusia dan menyebarkannya di setiap planet-planet yang mengorbit di bawahnya. Sesuai kandungan surat 42/29.

Mengenai Adam sendiri, surat 3/59 menyatakan bahwa kejadian Isa sama seperti pula kejadian Adam, jadi jika Isa dilahirkan dari seorang Maryam tanpa adanya perkawinan, maka Adam pun sama halnya beliau juga terlahir dari seorang MAHLUK PEREMPUAN yang memang tidak disebutkan namanya.

Bagaimana rupa/wujud mahluk berakal yang telah ada pada saat Adam terlahir di Muntaha tersebut? Apakah rupa mereka sama persis seperti wujud kita (anak cucu Adam) atau seperti apa? Kemudian apakah mereka adalah bangsa Alien yang sampai saat ini sering sekali tampak di belahan Bumi dengan UFO nya?

Sebelumnya perlu diketahui dulu, dalam ayat lain kita manusia bisa dikatakan seperti halnya sebangsa binatang, hanya saja kita ini BERAKAL. Kemudian, dalam ayat lain juga Jin yang teramat saleh bisa digolongkan ke dalam istilah MALAIKAT.

Maka, begitu pun dengan mahluk berakal yang sudah dulu ada pada saat Adam di Muntaha itu, MEREKA mahluk berakal tersebut PUN kita bisa katakan disini adalah MANUSIA juga. Bahkan bisa jadi memang benar manusia sama persis seperti kita. Yang JELAS INTINYA Alquran sudah mengabarkan kepada kita bahwa mahluk berakal pertama bukanlah Adam, tapi sebelum Adam TERLAHIR juga sudah lebih dulu ada. Dan bahkan sampai saat ini masih ada dan berkembang biak di luar sana. Tugas kita di Bumi adalah BELAJAR menggali ilmu pengetahuan agar semua itu bisa kita buktikan sendiri. Dan "pertemuan" tersebut pasti terjadi saat di mana Masyarakat Bumi sudah benar-benar bisa melaksanakan penerbangan antar planet.

Sedikit informasi sejenak, masih mengenai surat 3/59 yang menyatakan bahwa kejadian Isa sama dengan kejadian Adam ini TERNYATA juga mengandung rahasia lebih besar lainnya yang selama ini menjadi mata rantai ilmu yang hilang, yaitu tentang permasalahan Nabi Isa. Bahwasanya jika kita tahu bersama Adam menyembah Allah, maka  itu artinya Isa pun juga menyembah Allah, jika Adam sudah mati, maka Isa juga sudah mati, jika Adam setelah di angkat dari Muntaha ke Bumi tidak dikembalikan lagi ke Muntaha, maka Isa pun juga demikian yaitu setelah Allah mengangkat Isa dari Bumi ini ke planet lain yang oleh Alquran sengaja tidak disebutkan letak persisnya, maka Isa pun juga tidak dikembalikan ke Bumi.

Memang, surat 4/158 berbunyi:

"....Tetapi Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Selama ini kita beranggapan bahwa "Allah telah mengangkat Isa kepadaNya" itu berarti di angkat "ke" Tuhan. Jangan kaku mengartikan Alquran. Mengangkat kepadaNya disini adalah mengangkat dari 1 tempat ke tempat lainnya yang di mana kekuasaan/kehadiran Allah juga "ada" pada tempat itu.

Ingat, Allah itu Maha Besar. Perlu di ketahui, surat 29/26 menyatakan Ibrahim juga "pindah" kepada Tuhan, dan surat 37/99 menyatakan Ibrahim "pergi" ke Tuhan. Padahal Ibrahim di angkat ke planet-planet di luar Bumi (pengangkatan ini terjadi saat dia dibakar oleh orang kafir).

Surat 6/75:
"Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim kerajaan di planet-planet dan di bumi, agar dia termasuk orang-orang yang yakin."

Jika demikian, lantas siapakah orang yang mati di salib itu?

Surat 4/157:

"Dan karena ucapan mereka:" Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang Isa benar-benar dalam keraguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa."

Lihat ayat di atas, di situ terdapat 2 petunjuk tentang kematian nabi Isa, yaitu: mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya.

"Mereka tidak membunuhnya" ini adalah pernyataan umum. Yang di mana memiliki arti bahwasanya mereka tidak membunuh Isa dengan cara apa pun. INTINYA tidak terbunuh dengan cara apapun.

"Tidak (pula) menyalibnya" ini adalah pernyataan khusus. Yang di mana memiliki arti bahwasanya mereka tidak membunuh Isa dengan cara di salib.

Mengenai kalimat "di serupakan bagi mereka" beberapa peneliti dalam hal ini berbeda pendapat dalam menganalisakannya, yaitu:

1. "di serupakan bagi mereka" artinya orang yang mereka tangkap dan mereka salib adalah orang lain yang diserupakan seperti Isa dalam pandangan mereka. Dan orang tersebut adalah Yudas Iskariot muridnya Isa yang ternyata Pengkhianat.

2. "di serupakan bagi mereka" artinya Isa memang disalib, tapi diserupakan seperti orang yang sudah mati, padahal belum mati. Hingga akhirnya Isa pun keluar (bukan bangkit) dari kubur.

Terlepas mana yang benar, cukup bagi kita untuk meyakini bahwa beliau INTINYA tidak mati di bunuh dan tidak mati di salib.

Dan saya meyakini bahwa Nabi Isa akhirnya di angkat oleh Allah dari Bumi ini ke planet lain yang tidak di sebutkan letaknya. Dan pengangkatan Isa ini seperti pengangkatan Adam dari Muntaha ke Bumi. Adam tdak pernah kembali ke Muntaha, maka Isa pun juga begitu, beliau wafat secara wajar di planet persinggahannya di luar Bumi itu. Mengenai ke planet mana Isa diangkat oleh Allah, hal itu kita serahkan pada masyarakat Bani Israil, karena itu memang tugas mereka.

Lebih lengkap mengenai kesamaan-kesamaan kejadian pada nabi Adam dan nabi Isa ini, baca Adam dan Isa.

Jika yang terjadi pada Adam dan Isa, (keduanya sama-sama tidak kembali ke planet asalnya), maka apa yang terjadi pada Ibrahim dan Muhammad adalah tanda sebagai bukti bahwa Allah berkuasa mengangkat dan mengembalikan ke 2 tokoh ini kembali ke Bumi. Dan Allah memang mengistimewakan beberapa nabi tersebut dalam kehidupannya.

Surat 3/33 :

"Bahwasanya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran."

Tapi kenapa banyak manusia yang tidak percaya kalau di luar Bumi ternyata ada kehidupan juga?

Semua itu tidak lain karena mereka dipengaruhi alam pikiran yang menyekutukan Tuhan bahwa Tuhan itu beranak di Bumi. Jika kelak diketahui planet lain ber-manusia pula, maka gugurlah keyakinan mereka itu. Mereka kehilangan ilmu untuk menentukan apakah Tuhan beranak pula di planet lain dalam tatasurya ini. Dan Alquran secara tegas telah mendahului persoalan ini bahwasanya mereka akan sadar sesudah berlakunya penerbangan antar planet kelak seiring kemajuan zaman.

Jika kemajuan teknologi kita baru bisa mengantarkan kita ke Bulan, maka manusia (mahluk berakal) di luar Bumi sudah mampu ke antar planet, termasuk mengunjungi Bumi dengan UFO nya. Dan hal inilah yang menjadi misteri besar untuk kita buktikan kelak.

Surat 15/14-15:

"Dan jika Kami bukakan pintu langit (memudahkan penerbangan)."

"Maka mereka menaikinya (dengan pesawat angkasa)."

"Niscaya mereka berkata, "mata kami telah di sulap dan selama ini telah disihir (oleh ajaran2 palsu)."

Sekali lagi, PENERBANGAN ANTAR PLANET ITU PASTI AKAN TERLAKSANA. Dan Miraj Nabi Muhammad adalah keilmuannya. Uraian tentang Miraj Muhammad yang merupakan simbol penerbangan antar planet di masa depan, pembahasannya ada di catatan ini Penerbangan Antar Planet.

Kembali ke pembahasan sejarah Adam, sesudah Adam terlahir di Muntaha, lalu Allah berfirman lagi.

Surat 2/34:
"Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: " Sujudlah kamu kepada Adam, "maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia menolak dan sombong dan adalah ia trmsuk orang-orang yang kafir."

Siapa itu Iblis? Ketahui tentang Iblis disini.

Surat 2/35:
"Dan Kami berfirman: " Wahai Adam, tinggallah bersama isterimu dalam kebun itu, dan makanlah makanan-makanan sepuas apa saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pertumbuhan ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim."

Di Muntaha, Adam dilarang untuk mendekati pertumbuhan (bukan pohon) karena mereka berdua harus berketurunan nya di Bumi sebagaimana yang dimaksud surat 2/30.

Surat 20/117-119:
"Maka Kami berkata: "Wahai Adam, sesungguhnya Iblis adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari SURGA yang menyebabkan kamu menjadi celaka" "Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang." "Dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak akan (pula) ditimpa panas MATAHARI di dalamnya."

Lihat ayat diatas, tepatnya bagian :

"...tidak akan (pula) ditimpa panas MATAHARI di dalamnya."

Jelas sekali bahwa ternyata : Surga Pertamanya Adam itu memang di permukaan planet. Bukan di alam gaib atau "di balik" langit. Perlu dicatat juga, Alquran tidak pernah menyatakan bahwa surga itu adalah urusan Allah saja yang tahu. Justru sebaliknya, Alquran malah memberikan petunjuk-petunjukNya yang sangat cemerlang dan logis.

Surat 2/36:
"Lalu keduanya terperdaya oleh syaitan tentang pertumbuhan itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".

Ayat di atas mengabarkan bahwa pada akhirnya Adam dan Istrinya terperdaya juga oleh Syaitan mengenai pertumbuhan tersebut. Apa itu syaitan? Syaitan adalah jin dan manusia yang senantiasa menjadi musuh bagi orang mukmin, keterangan itu ada di surat 6/112.

Sementara itu, atas kejadian tersebut di dapatlah suatu pertanda tentang kedewasaan Adam, maka sejalanlah akhirnya dengan takdirnya bahwa ia akan dijadikan sebagai Khalifah untuk planet Bumi. Sehingga akhirnya mereka diturunkan ke Bumi untuk jadi nenek moyang masyarakat manusia Bumi.

Ditulis oleh : Juns Aktif
Kategori : Mata Rantai

0 Komentar Terpilih dari 26 Komentar :