Minggu, 20 Juni 2010

Mimpi (Pesan atau Bunga Tidur?)



Tatkala seseorang sedang tertidur tidak peduli terbaring di bentangan kasur mewah ataupun di lembaran tikar usang, tentunya tetap saja seseorang tersebut ada kalanya bisa merasakan yang namanya sebuah mimpi, entah itu mimpi indah atau bisa saja mimpi buruk.

Beberapa dari kita pastinya berpendapat bahwa mimpi itu tidak lebih dari sebuah "bunga  tidur" yang terjadi karena adanya jejak aktivitas dalam pikiran sehubungan kegiatan dan pengalaman yang telah kita lakukan atau harapan-harapan tentang hidup yang terus membenak di otak serta bercampurnya ingatan pada jejak kehidupan yang telah di lalui hingga terekam oleh memori. 

Melihat banyak mimpi-mimpi manusia yang kadang juga terjadi ke dalam kehidupan nyata, maka hal ini membuat sebagian lain percaya bahwa mimpi dalam tidur itu adakala nya juga merupakan sebuah pesan firasat pertanda tentang akan terjadinya suatu hal.

Pendapat pertama mungkin banyak diyakini oleh mereka-mereka yang dalam hidupnya  berprinsip bahwa segala sesuatu harus selalu menggunakan logika. Bagaimana mungkin mimpi adalah artinya pesan jika dalam mimpi itu "adegannya" adalah kejadian yang sangat mustahil untuk di alami. Seperti mimpi mengangkat Bumi, mimpi menahan kereta yang sedang melaju, mimpi memadamkan matahari, dan lain-lain. Bagaimana cara merumuskan artinya? Apakah "adegan super" dalam sebuah mimpi itu artinya PASTI  menuju sesuatu yang berarti baik? Jika iya, lantas rumus apa yang dipakai?

Pendapat kedua mungkin banyak di yakini oleh mereka-mereka yang percaya bahwa segala sesuatu itu tidak harus selalu diketahui dengan rumus logika, namun adakala nya dengan cara lain, yaitu ILHAM. Namun sayang teramat sayang, di zaman ini kita sangat sulit membedakan mana mereka yang benar bisa menafsirkan pesan dari mimpi dan mana dari mereka yang palsu mengaku-ngaku mampu menerjemahkan makna mimpi.

Jika melihat sejarah nabi Yusuf yang diberkahi kemampuan membaca tabir mimpi, mungkin ciri-ciri orang yang dapat menafsirkan mimpi adalah MUNGKIN haruslah seperti beliau. Yakni orang yang ketika menyebutkan sebuah mimpi pribadinya, lalu ia dapat membuktikan mimpi tersebut di masa berikutnya, maka orang tersebut adalah orang yang benar mampu menafsirkan sebuah mimpi.

Tanpa bermaksud malas mencari tahu bagaimana sebuah mimpi bisa terjadi, namun ada sisi menakjubkan yang mesti kita tahu terkait mengenai mimpi yang dimana pesan tersebut berada tersembunyi dibalik kandungan suatu ayat Alquran. Yakni, bahwa hidup yang kita jalani ini TERNYATA tak ubahnya sebuah mimpi. Tentunya maksud disini adalah garis besarnya.

Apa yang bisa anda banggakan mengenai harta, tahta dan cinta didalam sebuah mimpi KETIKA anda terbangun dari mimpi itu?

Pastinya itu semua hanya bayangan fatamorgana yang TERNYATA sangat mengecewakan, bukan? Begitu jugalah dengan hidup ini ketika kita nanti dibangkitkan. Segala apa yang kita punya hanya akan menjadi bayangan. Karena kematian yang nanti masing-masing orang alami adalah kematian yang tak ubahnya TIDUR TERAKHIR nya kita.

Dan ketika kematian sudah merupakan sebuah tidur terakhir, maka segala aktivitas kita saat ini adalah mimpi-mimpi yang mewarnai tidur terakhir kita nanti tersebut.

"Dan (ketika) ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka."

"Mereka berkata, "Aduhai celakalah kami, siapakah yang membangunkan kami dari TIDUR ini?...."

(QS. Yasin : 51-52)


Menakjubkannya lagi, dari situ kita akhirnya tahu bahwa TERNYATA negeri akhirat itu adalah negeri yang sangat dekat sekali. Karena itu tadi hanya ber-dinding-kan tidur.

Apa yang anda alami ketika anda bangun dari tidur selama 8 jam ataupun habis tidur selama 2 jam? Pastinya perasaan anda saat bangun itu HANYALAH akan merasa bahwa "waktu yang telah ada lewati" itu sungguh terasa cepat sekali, bukan? Tahu nya anda sudah terbangun saja. Hal itu wajar berlaku karena  jiwa  didalam tubuh yang sedang tidur tidak akan terikat lagi oleh yang namanya waktu. Hal ini telah diperingatkan Alquran dalam 2 kisah. Kisah pertama pada surat 2/259. Dan kisah kedua pada surat 18/19-25.

Jadi, kita sekarang ini adalah mimpi-mimpi dari tidur kita sendiri saat TIDUR TERAKHIR nanti. Yaitu kematian. Kesimpulannya, pilihlah mimpi-mimpi yang baik. Karena hidup ini adalah mimpi-mimpi yang bisa kita pilih.

Kapan lagi anda bisa memilih mimpi?

Ditulis oleh : Juns Aktif
Kategori : Zaman

0 Komentar Terpilih dari 6 Komentar :