Segala sesuatu yang ada di dalam alam semesta ini semuanya telah diciptakan oleh Allah dengan berpasang-pasangan, baik dari hal-hal yang kita ketahui sampai hal-hal yang tidak dan belum kita ketahui.
Surat 51/49:
"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu ingat."
Surat 36/36:
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan berpasangan-pasangan semuanya, baik
dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa
yang tidak mereka ketahui."
Manusia. Mahluk yang tercipta dari tanah adalah merupakan mahluk hidup berakal yang dimana wujud fisiknya itu berwujud kasar. Demikian adanya karena tanah memang merupakan suatu elemen alam yang wujud materialnya kasar. Melihat 2 surat diatas bahwa semuanya diciptakan berpasang2an, dapat diketahui bahwa selain Allah telah menciptakan manusia sebagai mahluk berakal berwujud kasar, maka Allah juga menciptakan mahluk berakal lainnya namun dengan wujud yang berlawanan dengan wujud kasar manusia tadi, yakni mahluk berakal berwujud halus.
Mahluk apakah yang dimaksud?
Yaitu Jin. Yang hidupnya lebih dulu ada sebelum manusia diciptakan.
"Dan Dia telah menciptakan Jin dari nyala api."
(QS. Ar Rahman : 15)
Nyala api yang bagaimanakah?
"Dan Kami telah menciptakan Jin sebelum manusia dari api yang sangat panas."
(QS. AL Hijr : 27)
Dalam surat 55/15 menyatakan bahwa Jin terbuat dari nyala api. Dan surat 15/27 melengkapi bahwa nyala api yang dimaksud adalah api yang sangat panas. Dari penjelasan diatas cukup nyata bahwa mereka para Jin pastinya memiliki wujud yang sangat halus. Dan hal tersebut juga telah dipertegas dengan pernyataan surat 7/27 dibawah ini:
Itulah Jin. Mahluk halus yang wujud keberadaannya tidak bisa dilacak oleh mata manusia. Bahkan dengan teknologi canggih sekalipun. Karena jelas sekali mereka terbuat dari bahan baku yang berbeda dibanding pada penciptaan kita manusia.
Menariknya, saat surat 7/27 diatas menyatakan bahwa kita tidak bisa melihat keberadaan Jin, namun diayat 34/12-13 menyatakan bahwa Nabi Sulaiman dapat melihat Jin bahkan sampai menguasai Jin. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa memang sesungguhnya ada sebagian manusia yang oleh Allah dianugerahi sesuatu yang lebih dari pada manusia2 lainnya, sejalan dengan maksud surat 72/26-27.
Kemudian menariknya lagi, melihat 2 ayat yang menyatakan bahwa segala sesuatu diciptakan dengan berpasang2an, maka selain sebenarnya kita bisa saja melihat Jin dengan cara "ilmu putih" tadi yaitu mukjizat dari Allah (seperti mukjizat Sulaiman), maka sebenarnya kita PUN juga bisa saja melihat Jin dengan cara yang lain, yaitu kini dengan cara sebaliknya (baca : ilmu hitam) sebagaimana yang tertera pada maksud surat 72/6.
Jadi, jika ada manusia yang andaikata "penasaran" ingin melihat bagaimana wujud Jin, tinggal pilih saja 2 jalan tersebut. Mau melalui jalan ilmu putih atau ilmu hitam.
Berikutnya, walaupun Jin dan Manusia merupakan mahluk hidup yang berbeda bahan terciptanya, namun ternyata keduanya diciptakan dengan maksud tujuan yang sama. Yakni sama2 diciptakan untuk menyembah kepadaNya.
Menariknya, saat surat 7/27 diatas menyatakan bahwa kita tidak bisa melihat keberadaan Jin, namun diayat 34/12-13 menyatakan bahwa Nabi Sulaiman dapat melihat Jin bahkan sampai menguasai Jin. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa memang sesungguhnya ada sebagian manusia yang oleh Allah dianugerahi sesuatu yang lebih dari pada manusia2 lainnya, sejalan dengan maksud surat 72/26-27.
Kemudian menariknya lagi, melihat 2 ayat yang menyatakan bahwa segala sesuatu diciptakan dengan berpasang2an, maka selain sebenarnya kita bisa saja melihat Jin dengan cara "ilmu putih" tadi yaitu mukjizat dari Allah (seperti mukjizat Sulaiman), maka sebenarnya kita PUN juga bisa saja melihat Jin dengan cara yang lain, yaitu kini dengan cara sebaliknya (baca : ilmu hitam) sebagaimana yang tertera pada maksud surat 72/6.
Jadi, jika ada manusia yang andaikata "penasaran" ingin melihat bagaimana wujud Jin, tinggal pilih saja 2 jalan tersebut. Mau melalui jalan ilmu putih atau ilmu hitam.
Berikutnya, walaupun Jin dan Manusia merupakan mahluk hidup yang berbeda bahan terciptanya, namun ternyata keduanya diciptakan dengan maksud tujuan yang sama. Yakni sama2 diciptakan untuk menyembah kepadaNya.
Surat 51/56:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah kepada-Ku."
Surat Al ayat 4 :
Sebagaimana dikatakan ayat diatas, jika manusia sebenarnya harus menyembah kepada Allah namun faktanya banyak yang kafir, maka begitu pula lah dengan bangsa Jin. Dalam golongan mereka pun demikian, walaupun mereka diperintahkan untuk menyembah Allah, namun faktanya tidak semua pula Jin benar menyembahNya. Karena ada yang saleh dan ada juga yang kafir. Tak ubahnya dengan bangsa manusia.
Surat Al ayat 11 :
"Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara
kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan
yang berbeda-beda."
Sangat jelas, bahwasanya Jin itu ada yang beriman kepada Allah dan ada
juga yang kafir kepada Allah. Bahkan ada yang sama persis lagi, yaitu saat manusia yang kurang akalnya berani berkata melampaui batas
tentang Allah, maka dalam dunia Jin yang sebagian kurang akalnya pun juga
demikian. Mereka juga berani berkata melampaui batas tentang Allah. Padahal Allah telah mengutus para Rasul kepada Jin dan Manusia dari jenis mereka masing-masing, 6/130. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Surat Al ayat 4 :
"Dan bahwasanya orang yang kurang akal daripada kami selalu mengatakan
perkataan yang melampaui batas terhadap Allah."
Lantas, bagaimana dengan Iblis?
Mahluk jenis apakah dia?
Surat 18/50:
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:" Sujudlah kamu kepada Adam ", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin..."
Itulah Iblis. Dia adalah mahluk dari bangsa Jin. Yang terbuat dari api.
Diawal kalimat sampai pertengahan Iblis dinyatakan "sama" dengan Malaikat. "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:" Sujudlah kamu kepada Adam ", maka sujudlah mereka kecuali iblis..."
Tapi, diakhir kalimat Iblis dinyatakan dia adalah mahluk dari bangsa Jin. "...Dia adalah dari golongan jin..."
Mengapa bisa demikian? Apakah Iblis sebenarnya sama dengan Malaikat?
Melihat surat 6/38 yang menyatakan bahwa para binatang memiliki kesamaan dengan manusia tapi tidak disebutkan dalam hal apa. Namun setelah dipikir benar adanya dimana di antara nya binatang dan manusia sama2 berkembang biak, sama2 membutuhkan makanan, sama2 membutuhkan tempat berlindung dan kesamaan2 lainnya. Serta melihat surat 7/179 yang menyatakan bahwa kesesatan orang2 kafir melebihi bodohnya binatang ternak, maka dapat disimpulkan bahwa sebuah subjek A yang keberadaannya terdapat kesamaan (walaupun sebenarnya berlainan) dengan subjek B, maka subjek A itu bisa saja adakala nya dikatakan "sama" dengan subjek B tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari hal ini sebenarnya sering kita jumpai.
Tapi dalam hal sudut pandang apa sampai Iblis awalnya disamakan dengan para Malaikat?
Melihat surat 4/172 yang menjelaskan bahwa Isa dan Malaikat adalah Mahluk yang sangat dekat dengan Allah. Namun dekatnya Malaikat disini adalah kedekatan yang memang sudah ditetapkan. Bukan lahir dari sebuah pengorbanan seperti Isa. Karena Malaikat tidak memiliki nafsu. Sehingga mereka tidak bisa memilih untuk membangkang. Yang mereka bisa lakukan hanyalah menuruti perintahNya. Sementara Jin dan Manusia adalah mahluk yang memiliki hawa nafsu. Kedua mahluk ini (Jin dan Manusia) sebenarnya bisa juga menjadi hamba Allah yang dekat kepadaNya melalui jalan keimanan dan ketakwaan, seperti Isa tadi.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Iblis dahulunya merupakan mahluk dari bangsa Jin yang saleh kepada Allah. Dekat kepada Allah. (Tapi belum tentu benar2 dapat dikatakan saleh apabila Ujian kehidupan belum berakhir) sampai pada akhirnya Iblis diuji untuk bersujud kepada Adam sebagai Mahluk baru yang wujudnya lebih sempurna dan indah daripada Iblis itu. Dan pada saat itulah "naluri" Iblis sebagai mahluk yang memiliki hawa nafsu merasa dengki kepada Adam. Apalagi oleh Allah disuruh bersujud hormat pada Adam.
Iblis yang awalnya hendak dimuliakan oleh Allah apabila ia mau bersujud hormat kepada Adam, ternyata menolak dan membangkang atas perintah dari Tuhannya yang menciptakan dirinya tersebut. Bahkan dengan sombong tanpa ilmu malah berkata bahwa ia lebih mulia daripada Adam karena ia terbuat dari api, sementara Adam tercipta dari tanah.
Benarkah api lebih mulia daripada tanah?
Berikut pengetahuan berdasarkan hasil pengamatan:
1. Api sifatnya membakar dan memusnahkan. Tanah sebaliknya, sifat tanah mengembangkan dan menjadi sumber rejeki.
2. Api sifatnya berkobar, tidak mantap/tidak tenang. Mudah terombang ambing oleh angin. Tanah sebaliknya, sifat tanah mantap dan tenang.
3. Tanpa api, mahluk hidup masih bisa dapat bertahan hidup. Tapi tanpa tanah, mahluk hidup bagaimana bisa hidup. Semua sumber makanan dan minuman berasal dari tanah.
4. Api dapat padam oleh tanah. Tapi tanah tidak binasa oleh api.
Jelas sekali bahwa apa yang dibanggakan Iblis bahwa ia lebih mulia daripada Adam adalah merupakan sebuah kesombongan yang tidak pada tempatnya. Benar saja tetap tidak boleh sombong, apalagi salah!!! Sehingga wajar saja jika Allah menghukumnya.
Sesudahnya Allah mengeluarkan Iblis dari surga, Iblis yang seharusnya berpikir bahwa ia sudah berbuat keliru malah tetap pada pendiriannya dan bahkan lebih ekstrim lagi, yakni berniat balas dendam kepada Adam dan keturunannya kelak.
Itulah Iblis. Sebentuk mahluk hidup yang gagal dalam menerima ujian serta malah berbuat sombong yang tidak semestinya ia lakukan. Bahkan Iblis menaruh dendam sejatinya kepada kita, anak cucu Adam.
Ditulis oleh : Juns Aktif
Kategori : Ekstrim
0 Komentar Terpilih dari 11 Komentar :
Mahluk jenis apakah dia?
Surat 18/50:
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:" Sujudlah kamu kepada Adam ", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin..."
Itulah Iblis. Dia adalah mahluk dari bangsa Jin. Yang terbuat dari api.
Diawal kalimat sampai pertengahan Iblis dinyatakan "sama" dengan Malaikat. "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:" Sujudlah kamu kepada Adam ", maka sujudlah mereka kecuali iblis..."
Tapi, diakhir kalimat Iblis dinyatakan dia adalah mahluk dari bangsa Jin. "...Dia adalah dari golongan jin..."
Mengapa bisa demikian? Apakah Iblis sebenarnya sama dengan Malaikat?
Melihat surat 6/38 yang menyatakan bahwa para binatang memiliki kesamaan dengan manusia tapi tidak disebutkan dalam hal apa. Namun setelah dipikir benar adanya dimana di antara nya binatang dan manusia sama2 berkembang biak, sama2 membutuhkan makanan, sama2 membutuhkan tempat berlindung dan kesamaan2 lainnya. Serta melihat surat 7/179 yang menyatakan bahwa kesesatan orang2 kafir melebihi bodohnya binatang ternak, maka dapat disimpulkan bahwa sebuah subjek A yang keberadaannya terdapat kesamaan (walaupun sebenarnya berlainan) dengan subjek B, maka subjek A itu bisa saja adakala nya dikatakan "sama" dengan subjek B tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari hal ini sebenarnya sering kita jumpai.
Tapi dalam hal sudut pandang apa sampai Iblis awalnya disamakan dengan para Malaikat?
Melihat surat 4/172 yang menjelaskan bahwa Isa dan Malaikat adalah Mahluk yang sangat dekat dengan Allah. Namun dekatnya Malaikat disini adalah kedekatan yang memang sudah ditetapkan. Bukan lahir dari sebuah pengorbanan seperti Isa. Karena Malaikat tidak memiliki nafsu. Sehingga mereka tidak bisa memilih untuk membangkang. Yang mereka bisa lakukan hanyalah menuruti perintahNya. Sementara Jin dan Manusia adalah mahluk yang memiliki hawa nafsu. Kedua mahluk ini (Jin dan Manusia) sebenarnya bisa juga menjadi hamba Allah yang dekat kepadaNya melalui jalan keimanan dan ketakwaan, seperti Isa tadi.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Iblis dahulunya merupakan mahluk dari bangsa Jin yang saleh kepada Allah. Dekat kepada Allah. (Tapi belum tentu benar2 dapat dikatakan saleh apabila Ujian kehidupan belum berakhir) sampai pada akhirnya Iblis diuji untuk bersujud kepada Adam sebagai Mahluk baru yang wujudnya lebih sempurna dan indah daripada Iblis itu. Dan pada saat itulah "naluri" Iblis sebagai mahluk yang memiliki hawa nafsu merasa dengki kepada Adam. Apalagi oleh Allah disuruh bersujud hormat pada Adam.
Surat 7/12:
"Allah berfirman : "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu? "Iblis menjawab: "aku lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah ."
Iblis yang awalnya hendak dimuliakan oleh Allah apabila ia mau bersujud hormat kepada Adam, ternyata menolak dan membangkang atas perintah dari Tuhannya yang menciptakan dirinya tersebut. Bahkan dengan sombong tanpa ilmu malah berkata bahwa ia lebih mulia daripada Adam karena ia terbuat dari api, sementara Adam tercipta dari tanah.
Benarkah api lebih mulia daripada tanah?
Berikut pengetahuan berdasarkan hasil pengamatan:
1. Api sifatnya membakar dan memusnahkan. Tanah sebaliknya, sifat tanah mengembangkan dan menjadi sumber rejeki.
2. Api sifatnya berkobar, tidak mantap/tidak tenang. Mudah terombang ambing oleh angin. Tanah sebaliknya, sifat tanah mantap dan tenang.
3. Tanpa api, mahluk hidup masih bisa dapat bertahan hidup. Tapi tanpa tanah, mahluk hidup bagaimana bisa hidup. Semua sumber makanan dan minuman berasal dari tanah.
4. Api dapat padam oleh tanah. Tapi tanah tidak binasa oleh api.
Jelas sekali bahwa apa yang dibanggakan Iblis bahwa ia lebih mulia daripada Adam adalah merupakan sebuah kesombongan yang tidak pada tempatnya. Benar saja tetap tidak boleh sombong, apalagi salah!!! Sehingga wajar saja jika Allah menghukumnya.
Surat 7/13:
"Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina"
Sesudahnya Allah mengeluarkan Iblis dari surga, Iblis yang seharusnya berpikir bahwa ia sudah berbuat keliru malah tetap pada pendiriannya dan bahkan lebih ekstrim lagi, yakni berniat balas dendam kepada Adam dan keturunannya kelak.
Surat 7/16-17:
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan (menghalangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.". "Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka untuk bersyukur (taat).
Itulah Iblis. Sebentuk mahluk hidup yang gagal dalam menerima ujian serta malah berbuat sombong yang tidak semestinya ia lakukan. Bahkan Iblis menaruh dendam sejatinya kepada kita, anak cucu Adam.
Ditulis oleh : Juns Aktif
Kategori : Ekstrim
0 Komentar Terpilih dari 11 Komentar :